Membuat CV yang menarik bukanlah tugas yang mudah. CV adalah representasi dirimu di atas kertas, jadi penting untuk membuatnya seakurat dan semenarik mungkin.
Meski begitu, banyak yang masih bingung tentang cara membuat CV dan bagaimana cara menyusunnya dengan baik, apalagi dengan adanya perbedaan antara CV dan resume yang seringkali membingungkan.
Jika kamu merasa kesulitan atau ingin memastikan CV-mu benar-benar menonjol, artikel ini adalah bacaan wajib untukmu. Dari memahami perbedaan dasarnya dengan resume hingga tips penulisan, kami akan membimbingmu langkah demi langkah tentang cara membuat CV.
1. Memahami Perbedaan antara CV dan Resume
Mungkin kamu sering mendengar istilah CV dan resume dan berpikir keduanya adalah hal yang sama. Tapi, tunggu dulu! Meskipun keduanya digunakan dalam konteks lamaran pekerjaan, ada perbedaan mendasar antara keduanya.
Pertama, mari kita bahas CV. CV, atau Curriculum Vitae, berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘jalan hidup’. Di banyak negara, termasuk Indonesia, CV adalah dokumen yang mendalam yang menjelaskan seluruh jalannya karier seseorang. Mulai dari pendidikan, pengalaman kerja, hingga pencapaian-pencapaian spesifik yang telah diraih.
Sementara itu, resume adalah ringkasan singkat dari riwayat kerja seseorang, dengan fokus pada pengalaman kerja dan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar. Jadi jika CV kamu menceritakan seluruh perjalanan karier, resume hanya menyoroti bagian yang paling penting saja.
Nah, bagaimana dengan penggunaan CV di berbagai negara? Di Eropa, CV dan resume dianggap sama. Kalau-kalau kamu melamar pekerjaan di sana, jangan bingung jika diminta mengirimkan CV. Di seluruh Eropa (termasuk Inggris dan Irlandia) serta Selandia Baru, istilah “CV” digunakan untuk mendeskripsikan dokumen yang setara dengan resume. Dengan kata lain, di negara-negara tersebut tidak ada istilah resume.
Sedangkan di Australia dan Afrika Selatan, “Curriculum Vitae” dan “resume” adalah sinonim yang sama. Namun di Amerika Serikat, CV biasanya digunakan untuk posisi akademik, beasiswa atau penelitian; sementara resume digunakan untuk lamaran pekerjaan di industri lain.
Di Indonesia, kita lebih familiar dengan istilah CV. CV di sini mencakup informasi detail tentang pendidikan, pengalaman kerja, dan keterampilan yang dimiliki. Jadi saat kamu melamar pekerjaan yang membutuhkan CV, pastikan CV kamu sudah mencerminkan potensi terbaikmu.
Tapi perlu dicatat, itu bukan berarti kamu tidak boleh mengirim resume pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kamu mau tak mau harus riset terlebih dahulu sebelum mengirim lamaran. Cari tahu apa perusahaan targetmu menginginkan CV atau resume.
Baca juga: Cara Bikin CV ATS Menggunakan Teknologi AI
2. Langkah-Langkah Membuat CV yang Efektif
Nah, setelah membahas perbedaan CV dan resume, sekarang saatnya kita masuk ke inti artikel. Bagaimana cara membuat CV yang efektif dan menarik perhatian? Yuk, simak langkah-langkahnya.
a. Data Diri
Pastikan kamu memulai mengisi data identitas yang lengkap dan jelas. Ini mencakup nama lengkap, alamat, nomor telepon, dan alamat email profesional.
- Nama Lengkap: Hindari penggunaan nama panggilan atau nama samaran. Kamu harus menuliskan nama lengkapmu, bahkan jika kamu benci dengan namamu sendiri.
- Alamat: Tuliskan alamat lengkap, termasuk kode pos. Jika kamu tinggal di kos atau kontrakan, sebutkan juga alamat asal.
- Nomor Telepon: Pastikan nomor yang kamu cantumkan aktif dan mudah dihubungi. Hindari menuliskan lebih dari dua nomor telepon.
- Alamat Email: Gunakan alamat email yang profesional. Hindari penggunaan alamat email dengan nama-nama lucu atau tidak jelas. Contoh baik: [email protected]. Contoh buruk: [email protected].
- Media Sosial: Jika relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar, seperti posisi di bidang media atau kreatif, sertakan juga tautan profil media sosial profesional seperti LinkedIn.
Dengan data identitas yang lengkap dan ditulis dengan benar, kamu sudah memberikan kesan pertama yang positif kepada perekrut. Ingat, kesan pertama itu penting, jadi jangan sampai ada kesalahan sekecil apa pun di bagian ini.
b. Ringkasan Profesional atau Tujuan Karier?
Buatlah pernyataan singkat yang mencerminkan tujuan kariermu atau ringkasan dari kualifikasi profesionalmu. Ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kepada perekrut apa yang kamu inginkan dalam karier dan bagaimana kamu bisa memberikan kontribusi bagi perusahaan atau institusi. Jadi jangan asal-asalan membuatnya.
Ringkasan Profesional: Ini adalah ringkasan singkat tentang pengalaman kerja dan keahlian kamu. Cocok untuk kamu yang sudah memiliki pengalaman kerja lebih dari 2 tahun. Dalam Ringkasan Profesional, kamu menyoroti pencapaian dan kontribusi yang telah kamu berikan di tempat kerja sebelumnya.
Tujuan Karier: Merupakan pernyataan tentang apa yang kamu inginkan dalam karier dan bagaimana kamu berencana mencapainya. Lebih cocok untuk fresh graduate atau mereka yang memiliki pengalaman kerja minim. Dalam Tujuan Karier, kamu menekankan potensi dan aspirasi kariermu.
Contoh ringkasan profesional (professional summary):
“Spesialis digital marketing dengan pengalaman 3 tahun dalam meningkatkan visibilitas brand dan mengoptimalkan konversi melalui strategi pemasaran online yang inovatif.”
Contoh tujuan karier untuk lulusan baru:
“Fresh graduate jurusan bioteknologi dengan antusiasme tinggi, berkeinginan untuk berkontribusi dalam penelitian dan pengembangan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.”
Contoh tujuan karier untuk konteks akademik:
“Menargetkan untuk menyelesaikan studi doktoral dalam bidang Biologi Molekuler di Universitas X, dengan fokus penelitian pada interaksi protein dalam sel kanker, guna memberikan kontribusi pada pengembangan terapi kanker yang lebih efektif.”
Sedikit saran tambahan:
- Tulis secara jelas dan spesifik: Hindari kalimat-kalimat umum dan abstrak. Fokuskan pada apa yang kamu inginkan dan apa yang bisa kamu tawarkan.
- Sesuaikan dengan posisi yang dilamar: Pastikan tujuan karier atau ringkasan profesional relevan dengan posisi yang kamu lamar. Jika kamu melamar sebagai manajer pemasaran, tujuan kariermu harus mencerminkan keinginan dan kemampuan di bidang pemasaran.
- Jangan pakai kata-kata klise: Frasa seperti “mencari tantangan baru,” “perfeksionis,” atau “mengembangkan diri” sudah terlalu sering digunakan. Cari cara penyampaian dengan kata-kata yang segar dan otentik.
c. Pengalaman Kerja dan Organisasi
Pengalaman kerja
- Cantumkan seluruh riwayat pekerjaan: Di Indonesia, tradisinya adalah untuk mencantumkan seluruh riwayat pekerjaan, mulai dari yang pertama hingga yang terakhir. Namun tidak semua perusahaan mengharuskan kamu untuk menuliskan informasi lengkap tentang pengalaman kerja. Dalam artian, perusahaan semacam itu hanya membutuhkan info tentang pengalaman yang relevan.
- Susun berdasarkan waktu: Mulai dari pekerjaan terbaru hingga yang paling lama. Ini akan membantu perekrut melihat perkembangan kariermu.
- Jelaskan tanggung jawabmu: Daripada hanya menuliskan posisimu, jelaskan tanggung jawab dan pencapaianmu di setiap pekerjaan.
Untuk bagian organisasi
- Cantumkan organisasi yang pernah kamu ikuti: Jika kamu aktif di organisasi, cantumkan dalam CV-mu.
- Jelaskan Peranmu: Apakah kamu menjadi ketua, sekretaris, atau anggota biasa? Deskripsikan peran serta kontribusimu dalam organisasi tersebut.
Contoh pengalaman kerja:
“Manajer Pemasaran Digital, PT. Teknologi Maju, Jakarta (2019-2022)
- Mengembangkan strategi pemasaran digital yang meningkatkan traffic website sebesar 50%.
- Memimpin tim pemasaran dengan 10 anggota dan berhasil mencapai target penjualan setiap kuartal.”
Contoh pengalaman organisasi:
“Ketua Organisasi Pemuda Harapan Bangsa (2018-2019)
- Mengorganisir seminar nasional dengan peserta lebih dari 500 orang.
- Menginisiasi program penghijauan kota yang melibatkan lebih dari 1.000 mahasiswa.”
d. Riwayat Pendidikan
Riwayat pendidikan di CV bukan hanya sekadar daftar nama sekolah atau universitas yang pernah kamu tempuh. Ini adalah bagian yang bisa menunjukkan kepada perekrut sejauh mana dedikasi dan komitmenmu dalam pendidikan, serta potensi apa yang bisa kamu bawa ke perusahaan atau institusi.
- Urut berdasarkan waktu: Mulai dari pendidikan terakhir yang kamu tempuh. Misalnya, jika kamu baru saja menyelesaikan studi S2, tuliskan dulu pendidikan S2-mu, kemudian S1, dan seterusnya.
- Jelaskan prestasi yang kamu punya: Jika kamu meraih prestasi khusus selama masa pendidikan, seperti menjadi lulusan terbaik atau mendapatkan beasiswa, jangan ragu untuk mencantumkannya. Sedikit pamer dalam penulisan CV sangat dihalalkan.
- Sertakan tahun masuk dan lulus: Ini memberikan gambaran kepada perekrut tentang durasi pendidikanmu dan kapan kamu menyelesaikannya.
- Hindari menyertakan detail tak perlu: Jenjang pendidikan SD atau SMP biasanya tidak perlu dicantumkan, kecuali ada hal spesifik yang ingin kamu tonjolkan.
Contoh riwayat pendidikan untuk melamar pekerjaan:
Magister Manajemen, Universitas Ekonomi Indonesia, Jakarta (2020-2022)
- Lulusan Terbaik dengan IPK 3.9
- Penerima Beasiswa Prestasi Akademik
Sarjana Ekonomi, Universitas Jatinangor (2016-2020)
- Aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan
Contoh riwayat pendidikan untuk konteks akademik:
Doktor Ilmu Biologi, Institut Sains dan Teknologi Nusantara, Bandung (2018-2022)
- Penelitian tentang “Potensi Tanaman Lokal dalam Mengatasi Perubahan Iklim”
- Publikasi di jurnal internasional sebanyak tiga kali
Magister Biologi, Universitas Nusantara, Jakarta (2016-2018)
- Fokus penelitian pada bioteknologi tanaman
- Penerima Beasiswa Penelitian dari (sebutkan siapa yang memberi kamu beasiswa)
e. Kualifikasi dan Keahlian
Setiap pekerjaan membutuhkan sejumlah kualifikasi dan keahlian tertentu. Bagian ini di CV kamu adalah tempat di mana kamu dapat menonjolkan keahlian dan kualifikasi khusus yang kamu miliki.
- Pilih keahlian yang relevan: Sebelum menulis, pelajari dulu deskripsi pekerjaan yang kamu lamar. Apa saja kualifikasi dan keahlian yang dicari? Lalu kamu cantumkan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
- Jelaskan tingkat keahlianmu: Kamu bisa mengkategorikan keahlianmu, misalnya pemula, menengah, atau mahir. Pengelompokkan tingkat keahlian akan memberikan gambaran lebih jelas kepada perekrut tentang sejauh mana kemampuanmu.
- Sertakan sertifikat atau bukti pelatihan: Jika kamu memiliki sertifikat atau telah mengikuti pelatihan khusus yang mendukung keahlianmu, jangan lupa untuk mencantumkannya.
- Hindari keahlian umum: Alasannya? Karena keahlian umum bukanlah keahlian. Contohnya seperti “mampu bekerja dalam tim” atau “komunikatif”. Kelebihan seperti itu sudah seharusnya dimiliki oleh setiap pelamar. Maka dari itu fokuskan pada keahlian spesifik yang membedakan kamu dari pelamar lain.
Contoh kualifikasi dan keahlian untuk melamar pekerjaan:
- Digital Marketing: Mahir
- Analisis Data dengan Excel: Menengah
- SEO dan SEM: Mahir
- Sertifikat Google Analytics
Contoh kualifikasi dan keahlian pada konteks akademik:
- Penelitian Bioteknologi: Mahir
- Analisis Data Statistik: Mahir
- Penggunaan Mikroskop Elektron: Menengah
- Sertifikat Seminar Bioteknologi Internasional
f. Pencapaian dan Penghargaan
Pencapaian dan penghargaan yang kamu raih selama ini adalah bukti nyata dari kompetensimu. Mencantumkannya di CV tentu akan menambah nilai plus.
- Pilih pencapaian yang relevan: Kamu mungkin memiliki banyak pencapaian, mulai dari juara cerdas cermat tingkat kecamatan hingga penghargaan akademik. Tapi pilihlah yang paling relevan dengan posisi yang kamu lamar.
- Jelaskan konteks pencapaianmu: Sebuah penghargaan akan lebih berarti jika kamu menjelaskan konteks atau latar belakangnya. Sebagai misal, jika kamu mendapatkan penghargaan sebagai “Karyawan Terbaik”, jelaskan bahwa itu dari 100 karyawan lainnya.
- Sertakan tanggal dan pemberi penghargaan: Ini memberikan gambaran kepada perekrut tentang kapan dan dari mana kamu mendapatkan penghargaan tersebut.
- Hindari pencapaian yang terlalu lama: Pencapaian yang kamu raih saat sekolah mungkin membanggakan. Tapi jika kamu mendapatkannya lebih dari 10 tahun yang lalu, pertimbangkan untuk tidak mencantumkannya kecuali jika sangat relevan.
Contoh pencapaian dan penghargaan untuk melamar pekerjaan:
- Karyawan Terbaik Tahun 2021 dari PT Maju Kena Mundur Kena
- Juara 1 Lomba Presentasi Bisnis Nasional 2019 di Universitas Elite Jakarta
Contoh pencapaian dan penghargaan pada konteks akademik:
- “Penerima Beasiswa Penelitian Terbaik 2020” dari Lembaga Peneliti Keren Nasional
- “Juara 2 Olimpiade Biologi Se-Asia Tenggara 2018” di Bangkok, Thailand
g. Publikasi (jika ada)
Bagi kamu yang berkecimpung di dunia akademik atau profesional tertentu, memiliki publikasi akan menjadi nilai tambah yang signifikan.
- Urutkan berdasarkan waktu: Mulai dari publikasi terbaru. Ini memberikan gambaran kepada perekrut tentang karya terbaru yang telah kamu hasilkan.
- Masukkan detail penting: Cantumkan judul publikasi, nama jurnal atau media, serta tanggal publikasi sesuai persyaratan penulisan (format APA, Chigago, MLA, dan lain-lain).
- Hindari daftar yang terlalu panjang: Jika kamu memiliki banyak publikasi, pilih saja yang paling relevan atau berpengaruh.
Contoh publikasi untuk melamar pekerjaan:
- “Penerapan Teknologi AI dalam Pemasaran Digital”, Jurnal Teknologi Terkini, Januari 2021.
Contoh publikasi pada konteks akademik:
- “Studi Komparatif Metode X dan Y dalam Biologi Sel”, Jurnal Biologi Indonesia, Maret 2022.
Baca juga: Cara Menulis Resume Lamaran Kerja yang Komprehensif
3. Penulisan dan Format
- Pilih Font yang mudah dibaca: Hindari font yang terlalu artistik. Pilih font standar seperti Arial, Calibri, atau Times New Roman dengan ukuran antara 10-12.
- Konsistensi format: Kamu wajib konsisten dalam penggunaan format, seperti bold, italic, atau underline. Misalnya, jika kamu menggunakan bold untuk judul setiap bagian, semua judul harus memiliki format yang sama.
- Gunakan bullet points: Untuk daftar keahlian atau pencapaian, manfaatkan bullet points agar informasi lebih terstruktur dan mudah dipahami.
- Hindari penggunaan warna font yang berlebihan: Meski warna bisa menambah estetika, gunakan dengan bijak. Pilih satu atau dua warna font yang netral dan tidak mencolok, seperti hitam, abu-abu gelap, atau biru tua. Hindari warna-warna yang terlalu mencolok seperti merah atau hijau neon, kecuali kamu melamar pekerjaan di bidang kreatif yang memungkinkan penggunaan warna-warna tersebut.
- Periksa dan periksa lagi: Sebelum mengirim CV, pastikan untuk memeriksanya berkali-kali. Kesalahan ejaan atau tata bahasa bisa mengurangi kredibilitas CV kamu.
- Simpan fail dalam format PDF: Sebaiknya simpan CV dalam format PDF agar tampilan format tetap sama di berbagai perangkat.
Baca juga: 8 Tips untuk Menarik Perhatian HRD dengan CV Lamaran yang Bagus
4. Kesalahan Umum Saat Membuat CV
Baik itu secara sadar maupun tidak, masih ada orang yang melakukan kesalahan-kesalahan kecil, dan itu bisa mengurangi peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan impian. Kesalahan tersebut meliputi tapi tidak terbatas pada:
- Terlalu panjang atau terlalu singkat: CV yang ideal berisi informasi lengkap tapi padat. Hindari menulis CV yang mencapai belasan lembar atau sebaliknya, terlalu singkat hingga kehilangan detail penting.
- Tidak disesuaikan dengan pekerjaan yang dilamar: Kamu harus menyesuaikan isi CV dengan pekerjaan yang kamu lamar. Misalnya, jika melamar posisi di bidang IT, tonjolkan pengalaman dan keahlian terkait IT.
- Kesalahan ejaan dan tata bahasa: Kesalahan kecil ini memberi kesan kalau kamu kurang teliti. Selalu periksa CV sebelum mengirimnya.
- Menyertakan informasi kontak yang kedaluarsa: Pastikan kamu mencantumkan nomor telepon dan alamat email yang masih aktif.
- Menggunakan template yang terlalu berlebihan: Desain CV yang menarik dan kreatif memang lebih berpotensi untuk menarik atensi pembacanya. Tapi jika terlalu ramai atau penuh warna, itu hanya akan mendistraksi.
- Menggunakan foto yang tidak profesional: Foto dengan pose santai atau latar belakang yang berantakan bisa mengurangi kesan profesional CV pada kamu. Untuk mengatasinya, gunakan Headshot dari Rupa.AI
Baca juga: 8 Contoh CV Lamaran Kerja yang Buruk
Tingkatkan Kualitas Foto CV-mu dengan Headshot!
Mengingat pentingnya foto profesional di CV, tentu kamu tidak ingin salah langkah, bukan? Menggunakan foto yang kurang profesional sama saja artinnya dengan mengurangi kesan pertama yang baik. Nah, untuk kamu yang ingin foto CV berkualitas tanpa harus repot ke studio foto, ada solusi ciamik nih.
Kenalkan, Headshot dari Rupa.AI. Dengan teknologi AI, produk ini mampu mengubah foto selfie-mu menjadi headshot profesional layaknya hasil jepretan studio. Bayangkan, hanya dengan mengunggah foto selfie, kamu bakal mendapatkan lebih dari 50 foto headshot berkualitas studio dalam berbagai gaya. Cocok banget untuk CV, LinkedIn, atau media sosial lainnya.
Tidak perlu khawatir soal harga, karena Rupa.AI menawarkan harga yang sangat terjangkau. Dengan investasi kecil ini, citra profesional kamu di CV akan meningkat pesat. Jadi, tunggu apa lagi? Coba Headshot dari Rupa.AI sekarang!