Pada era serba digital ini, memiliki resume lamaran kerja yang menarik bukan lagi pilihan, tapi sebuah keharusan. Bayangkan saja, di tengah hiruk-pikuk persaingan kerja, resume adalah tiket masukmu untuk bisa duduk satu meja dengan HRD. Jangan sampai kesempatan emas itu sirna hanya karena resume lamaran kerja kamu kurang memadai.
Tapi tunggu dulu, apa kamu sudah tahu apa perbedaan resume dan CV? Meski sering disamakan, keduanya punya perbedaan mendasar. Kalau CV itu lebih ke ‘biografi’ kariermu, resume lebih fokus menampilkan pengalaman dan keahlian yang paling relevan untuk pekerjaan yang kamu incar.
Nah, artikel ini tidak hanya akan membahas apa itu resume. Kami juga akan memberi kamu langkah demi langkah cara membuat resume lamaran kerja yang tak cuma sekadar menarik, tapi juga efektif buat bikin HRD terpikat. Tapi sebelum kita masuk ke pembahasan utamanya, kamu mesti tahu dulu apa saja yang harus ada di resume, dan bagaimana format penulisannya.
Lima Hal yang Wajib Tercantum di Resume Lamaran Kerja
1. Informasi kontak
Informasi kontak itu terdiri dari nama lengkap kamu (tentu saja!); nomor telepon yang aktif, alamat email profesional; dan jika perlu, tautan ke LinkedIn atau portofolio online kamu.
2. Ringkasan profesional (atau tujuan karier)
Nah, di bagian ini kamu wajib menulis dua-tiga kalimat tentang ringkasan profesional atau tujuan karier. Intinya, bagian ini harus bisa menjelaskan siapa kamu dan apa yang bisa kamu bawa ke perusahaan targetmu.
3. Pengalaman kerja
Jangan asal mencantumkan semua pengalaman kerja; pilih yang benar-benar relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar.
4. Keahlian
Lebih bagus jika kamu membuat bagian ini dalam bullet points. Campurkan juga antara hard, soft, dan technical skill.
5. Pendidikan
Sebutkan pendidikan terakhir kamu, dari mana, dan apa jurusannya. Tulis juga prestasi yang kamu dapat selama bersekolah atau berkuliah (jika ada).
Format Penulisan Resume Lamaran Kerja
1. Panjang resume: maksimal dua halaman
Dalam menyusun resume, panjang dokumen menjadi salah satu faktor krusial. Idealnya, sebuah resume terdiri dari satu halaman. Paling maksimalnya dua halaman, tidak lebih.
Tim HRD memiliki waktu terbatas untuk membaca setiap resume yang masuk. Oleh karena itu, sampaikan informasi yang paling penting dan relevan saja.
2. Ukuran dan jenis huruf: pilih yang mudah dibaca
Ukuran font antara 11 dan 12 adalah pilihan yang aman untuk memastikan resume lamaran kerja mudah dibaca. Untuk judul atau subjudul, kamu bisa memberikan penekanan dengan menggunakan warna berbeda atau efek tebal.
Hindari penggunaan font yang terlalu unik atau sulit dibaca; pilihlah jenis font yang profesional dan netral, seperti Arial, Times New Roman, atau Calibri.
3. Margin: jaga keseimbangan
Memberikan jarak atau margin sekitar 1 inci di semua sisi akan membuat tampilan resume lebih rapi dan terstruktur. Margin yang proporsional juga memudahkan mata untuk fokus pada konten yang ada. Oh ya, untuk spasi beri jarak 1; 1,15; atau 1,5.
4. Format fail: gunakan PDF
Sebaiknya simpan resume kamu dalam format PDF. Alasannya, format ini bisa dibuka di berbagai perangkat tanpa mengubah tampilan asli dokumen. Ini memastikan bahwa apa yang kamu lihat saat menyusun resume persis sama dengan apa yang akan dilihat oleh pihak HRD.
Oke, ingat-ingat semua hal di atas. Kalau daya ingat kamu kurang kuat, mending catat saja atau bookmark halaman ini. Karena selanjutnya kita bakal masuk ke pembahasan detail langkah demi langkah perihal cara membuat resume.
LANGKAH 1
Pilih Format Layout Resume yang Sesuai
“Apa penting mengetahui jenis format resume? Bukankah banyak yang menyediakan desain resume lamaran kerja di internet?”
Ya iyalah, layout resume itu penting. Bahkan jika kamu mengunduh desain resume yang bertebaran di internet, kamu perlu tahu apa jenis format yang kamu download itu. Itu karena kamu harus menyesuaikan format yang dipilih dengan kebutuhan kamu, supaya resume kamu bisa terlihat lebih menarik di mata perekrut.
Ada tiga jenis format yang paling umum digunakan: kronologis, fungsional, dan kombinasi.
Format kronologis
Format paling populer ini memfokuskan pada riwayat pekerjaan kamu. Semua pekerjaan yang pernah kamu lakukan akan ditampilkan berdasarkan urutan waktu, mulai dari yang paling baru. Ini cocok banget buat kamu yang punya rekam jejak kerja yang panjang dan mau menunjukkan progres kariermu.
Contoh:
Format fungsional
Nah, kalau format fungsional ini lebih menonjolkan skill atau keahlian yang kamu miliki. Pas buat kamu yang baru lulus atau yang pengalaman kerjanya tidak terlalu banyak.
Contoh:
Format kombinasi
Ini gabungan antara kronologis dan fungsional. Jadi di sini kamu bisa tunjukkan riwayat kerja dan skill yang kamu miliki secara seimbang. Format ini bagus buat kamu yang mau ganti karier di bidang berbeda.
Contoh:
LANGKAH 2
Tuliskan Informasi Kontak yang Lengkap
Setelah memilih format yang pas, langkah selanjutnya adalah memasukkan informasi pribadi dan kontak. Jangan pernah menganggap enteng bagian ini, ya. Jangan melewatkan satu pun informasi vital atau salah mengisinya. Perekrut tentu butuh data lengkap milikmu untuk menghubungi kamu.
Nama lengkap
Tulis nama lengkapmu dengan jelas. Hindari penggunaan nama panggilan atau julukan. Ingat, ini bukan akun media sosial; ini soal masa depanmu.
Umur atau tanggal lahir
Kalau di Indonesia, mencantumkan umur atau tanggal lahir di resume masih lumrah. Tapi perlu kamu tahu, di beberapa negara (contoh: Amerika Serikat), pelamar jarang sekali memberikan informasi ini. Kenapa? Karena hal tersebut bisa memicu diskriminasi berdasarkan umur, atau yang biasa disebut ageism.
Jadi, kalau kamu melamar kerja di luar negeri, sebaiknya hindari memasukkan detail ini kecuali memang dibutuhkan. Contohnya lamaran pekerjaan yang mensyaratkan kamu berusia minimal 21 tahun, seperti bartender misalnya.
Alamat
Masukkan alamat lengkap, dari mulai nama jalan tempat kamu tinggal/nama kompleks, nomor rumah, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi, hingga kode pos.
Nomor telepon
Pastikan nomor yang kamu cantumkan aktif dan bisa dihubungi. Di zaman sekarang bahkan ada perusahaan-perusahaan yang menghubungi pelamar lewat WhatsApp.
Alamat Email
Gunakan alamat email yang profesional. Hindari penggunaan email yang terkesan kurang serius seperti “[email protected]” atau “[email protected]”.
Media Sosial atau LinkedIn
Kalau punya akun LinkedIn atau portofolio online, silakan saja untuk mencantumkannya. Ini bisa jadi nilai tambah buat kamu.
LANGKAH 3
Buat Ringkasan Profesional atau Tujuan Karier yang Singkat tapi Menarik
Dan sekarang tiba saatnya bagi kamu untuk “menjual diri” dengan membuat ringkasan profesional atau tujuan karier. Ini adalah bagian yang seringkali dibaca pertama kali oleh perekrut. Maka sisihkan waktumu untuk memikirkan ringkasan profesional atau tujuan karier yang benar-benar menggambarkan siapa dirimu. Dan kamu perlu menyusunnya dalam dua hingga tiga kalimat saja.
Tapi apa itu ringkasan profesional dan tujuan karier?
Ringkasan profesional (professional summary)
Ringkasan profesional adalah ikhtisar singkat tentang keahlian dan pengalaman kerja kamu. Bila kamu punya pengalaman kerja yang cukup dan ingin menunjukkan keahlian spesifik yang kamu miliki, gunakan ringkasan profesional.
Contoh 1:
“Manajer pemasaran dengan lebih dari lima tahun pengalaman dalam meningkatkan penjualan dan membranding produk. Spesialis dalam strategi pemasaran digital dan SEO.”
Contoh 2:
“Desainer grafis berpengalaman dengan keahlian khusus dalam branding dan ilustrasi. Sukses menyelesaikan lebih dari 20 proyek besar untuk klien ternama di Indonesia.”
Contoh 3:
“Ahli analisis data dengan latar belakang kuat dalam statistik dan machine learning. Mampu mengolah data besar untuk menghasilkan wawasan bisnis yang berdampak langsung pada ROI perusahaan.”
Contoh ringkasan profesional yang salah:
“Saya adalah orang yang suka bekerja keras dan punya banyak pengalaman. Saya bisa melakukan banyak hal dan siap untuk pekerjaan apa saja.”
Mengapa Ini Salah:
Ringkasan ini terlalu umum dan tidak memberikan informasi spesifik tentang keahlian dan pengalaman yang pelamar miliki. Perekrut tidak akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang bisa kamu tawarkan.
Tujuan karier (resume objective)
Sementara itu, tujuan karier lebih menjelaskan tentang apa yang ingin kamu capai dalam pekerjaan yang sedang kamu lamar. Kamu juga bisa memanfaatkan bagian ini untuk menjelaskan kemampuan yang kamu punya, dan bagaimana kamu akan memanfaatkannya demi mencapai tujuanmu.
Ini lebih sesuai untuk fresh graduate atau mereka yang ingin berganti pekerjaan di industri berbeda. Dengan begitu, kamu dapat menutupi kekurangan pengalamanmu dalam bidang yang kamu incar.
Contoh 1:
“Fresh graduate dalam bidang Ilmu Komunikasi yang hendak memulai karier sebagai Public Relations di sebuah perusahaan teknologi.”
Contoh 2:
“Mahasiswa hukum dengan pengalaman kepemimpinan di berbagai organisasi kampus dan komunitas. Berkeinginan untuk memanfaatkan keterampilan interpersonal dan analitis dalam peran sebagai Associate di firma hukum terkemuka.”
Contoh 3:
“Profesional di bidang keuangan dengan lebih dari delapan tahun pengalaman yang berambisi melakukan transisi karier ke bidang teknologi informasi. Memiliki dasar kuat dalam analisis data dan selalu berhasrat untuk menjadi Data Analyst.”
Contoh tujuan karier yang salah:
“Ingin mendapatkan pekerjaan yang baik di perusahaan ini untuk menambah penghasilan dan mendapatkan banyak teman.”
Mengapa Ini Salah:
Tujuan karier ini terkesan tidak serius, pun tidak fokus perihal kontribusi yang bisa diberikan pelamar kepada perusahaan. Perekrut mungkin akan meragukan komitmen dan profesionalismemu jika menulis tujuan karier seperti itu.
Karena itulah kamu harus menguras otak saat membuat bagian ini. Dengan memberikan ringkasan profesional atau tujuan karier yang jelas, peluangmu untuk mendapatkan perhatian dari perekrut akan meningkat pesat.
Baca juga: Apa CV Ramah ATS Itu, dan Bagaimana Cara Membuatnya?
LANGKAH 4
Pamerkan Pengalaman Kerja Kamu
Sebelum masuk ke tips mendetailnya, penting untuk mengetahui apa saja yang harus ada dalam bagian pengalaman kerja, karena perekrut akan sangat memperhatikannya. Dalam beberapa kasus, bagian ini bahkan bisa dibilang merupakan inti dari sebuah resume.
Urutkan pengalaman kerjamu dalam format kronologis terbalik, dimulai dari pekerjaan terbaru atau yang sedang dijalani. Dan untuk setiap pekerjaan yang kamu sebutkan, pastikan itu mencakup:
- Posisi pekerjaanmu
- Nama perusahaan atau pemberi kerja
- Lokasi perusahaan
- Tanggal bekerja (bulan dan tahun)
- Tiga hingga lima poin yang menjelaskan pencapaianmu dalam pekerjaan tersebut
Saat kamu menuliskan pengalaman kerjamu, perhatikan poin-poin penting di bawah ini.
Fokus pada pengalaman yang relevan
Dengan kata lain, fokuskan pada pengalaman yang relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar. Misalnya, kalau kamu melamar sebagai “Digital Marketer,” sertakan pengalaman kamu dalam mengelola iklan online atau SEO. Kamu tidak perlu memasukkan pengalaman kerja sebagai sopir ojek online misalnya, karena pengalaman tersebut tidak ada hubungannya dengan digital marketing.
“Tapi bagaimana jika saya pernah bekerja bertahun-tahun sebagai guru, meskipun selama ini saya lebih sering berkecimpung di dunia digital marketing?”
Itu pertanyaan bagus. Sebagai contoh, kamu bekerja sebagai SEO Specialist dari tahun 2015 hingga 2017, sebelum beralih menjadi guru sekolah selama tiga tahun berikutnya. Lalu setelah puas bekerja sebagai tenaga pendidik, kamu balik lagi ke ranah digital marketing di tahun 2020. Jika kamu tidak menyertakan pengalaman kerja sebagai guru, bukankah akan ada ruang kosong selama tiga tahun lamanya?
Solusinya, kamu bisa mencantumkan pengalaman kerja menjadi guru, tapi kamu tidak perlu menjabarkan detail tanggung jawab pekerjaan.
Dan omong-omong soal tanggung jawab…
Soroti prestasimu, bukan tugas sehari-hari
Daripada hanya menulis “Bertanggung jawab atas laporan keuangan,” lebih baik tulis “Mengoptimalkan anggaran proyek sehingga menghemat biaya hingga 20%.”
Ya, ukuran angka juga penting untuk kamu tulis, karena hal tersebut akan memudahkan perekrut untuk menilai keberhasilanmu sebagai pekerja. Misalnya, “Meningkatkan jumlah pengunjung situs perusahaan sebesar 40% dalam waktu tiga bulan,” atau “Melatih 50 karyawan baru dalam program pelatihan intensif.”
Ini bukan berarti kamu diharamkan sama sekali untuk menyebutkan rutinitas harian pekerjaanmu. Hanya saja, bukti nyata dari pencapaian seorang pekerja dapat jauh lebih meyakinkan perekrut, ketimbang jika kamu hanya sekadar memberikan daftar tanggung jawab.
Selektiflah dalam memilih kata kerja
Maksudnya, gunakan kata kerja yang bisa menunjukkan aksi dan hasil. Misalnya, manfaatkan diksi “mengimplementasikan” alih-alih “melakukan”. Atau “menginisiasi” daripada “memulai.”
Contoh di poin sebelumnya juga bisa digunakan pada kasus ini. Coba kamu lihat, mana kata yang lebih terasa kuat bagimu: “mengoptimalkan” atau “bertanggung jawab atas”?
Contoh penulisan bagian Pengalaman Kerja untuk posisi video editor:
- Senior Video Editor, PT Media Lokal, Surabaya (Mei 2019 – Juli 2021)
- Mengelola tim editing yang terdiri dari lima orang untuk produksi konten video mingguan
- Meningkatkan kualitas video yang menghasilkan peningkatan engagement sebesar 35%
- Berkontribusi dalam memenangkan “Best Video Content” di ajang Media Award 2020
- Video Editor, PT Startup Kreatif, Jakarta (Januari 2017 – April 2019)
- Mengedit rata-rata empat video per pekan dengan tingkat kepuasan klien 90%
- Mengimplementasikan teknik editing baru yang mempercepat proses produksi sebesar 20%
- Terlibat dalam proyek video iklan yang berhasil mencapai satu juta views dalam satu minggu
- Junior Video Editor, PT Agensi Iklan XYZ, Bandung (Juni 2015 – Desember 2016)
- Membantu dalam proses post-produksi untuk lebih dari 50 proyek iklan
- Terlibat dalam editing video kampanye sosial yang meraih penghargaan di Festival Film Lokal
- Mengoptimalkan workflow editing yang menghemat waktu tim sebesar 15%
Berapa banyak pengalaman kerja yang harus dimasukkan?
Jumlahnya berbeda-beda, tergantung seberapa lama kamu telah bekerja semenjak lulus sekolah, dan seberapa banyak tempat kerja yang kamu singgahi. Untuk detail kasarnya kira-kira seperti ini:
- Pencari Kerja Pertama Kali: Jika kamu fresh graduate atau belum punya pengalaman kerja, fokuskan pada proyek atau kegiatan ekstrakurikuler yang relevan.
- Kandidat Level Awal: Sertakan pengalaman kerja 1-3 tahun terakhir yang paling relevan.
- Pencari Kerja Level Menengah: Kamu bisa memasukkan pengalaman kerja hingga 5 tahun terakhir.
- Aplikan Level Senior: Untuk kamu yang sudah berpengalaman, pilih tonggak karier yang paling memukau dalam 10 tahun terakhir.
LANGKAH 5
Masukkan Riwayat Pendidikanmu
Setelah kamu selesai dengan bagian pengalaman kerja, saatnya beralih ke riwayat pendidikan. Meskipun mungkin terdengar simpel, jangan anggap remeh bagian ini. Riwayat pendidikan bisa menjadi salah satu faktor penentu apakah kamu dipanggil untuk wawancara, terutama jika kamu termasuk fresh graduate atau pekerja dengan pengalaman yang terbatas.
Cara Menulis Bagian Pendidikan
- Urutkan dari yang terbaru: Mulai dari pendidikan terakhir atau yang paling tinggi. Misalnya, kalau kamu lulusan S2, sebutkan itu dulu baru kemudian pendidikan S1.
- Detail institusi: Tuliskan nama institusi, lokasinya, serta tahun masuk dan lulus. Jangan lupa, tuliskankan jurusan atau fakultas.
- Prestasi akademik: Kalau ada, sertakan juga prestasi akademik atau ekstrakurikuler yang relevan. Sebagai contoh, kamu pernah menjadi ketua senat mahasiswa atau meraih beasiswa.
- Kursus atau pelatihan: Jika kamu pernah mengikuti kursus atau pelatihan yang relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar, masukkan saja di bagian ini.
Contoh penulisan riwayat pendidikan untuk yang punya banyak pengalaman kerja:
S1 Manajemen, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2010-2014)
- Meraih Beasiswa Prestasi
Fresh graduate:
S1 Teknik Informatika, Universitas Indonesia, Depok (2017-2021)
- Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika
- IPK: 3.7
Lulusan SMA:
SMA Negeri 5 Jakarta, Jakarta (2015-2018)
- Anggota Ekstrakurikuler Pramuka
- Juara 2 Lomba Matematika Tingkat Kota
Jika kamu lulusan SMA dan belum memiliki pengalaman kerja yang banyak, memasukkan detail seperti kegiatan ekstrakurikuler atau prestasi akademik akan menjadi nilai tambah. Ini menunjukkan bahwa kamu adalah individu yang aktif dan memiliki keterampilan yang bisa diterapkan di dunia kerja.
LANGKAH 6
Susun Daftar Keahlian yang Relevan
Keahlian atau ‘skills’ adalah salah satu bagian yang penting dalam resume. Ini adalah tempat kamu bisa menyombongkan diri dengan menyebutkan apa saja yang kamu bisa dan seberapa baik kamu melakukannya. Tapi sebelum itu, ada beberapa jenis keahlian yang perlu kamu kenali.
Soft skill, hard skill, dan technical skill: apa bedanya?
Soft skill: Ini adalah keahlian yang lebih ke arah karakter dan interaksi sosial.
Contoh soft skill:
- Komunikasi
- Kerja sama tim
- Kepemimpinan
- Manajemen waktu
- Penyelesaian masalah
- Kreativitas
- Adaptabilitas
- Kemampuan negosiasi
- Kepercayaan diri
- Empati
- Etika kerja
- Inisiatif
- Kemampuan mendengar aktif
- Manajemen stres
- Kejujuran
Hard skill: Keahlian spesifik yang bisa diukur, acapkali diperoleh dari pendidikan formal atau pelatihan.
Contoh hard skill:
- Bahasa Inggris
- Fotografi
- Matematika
- Pengetahuan hukum
- Akuntansi
- Manajemen proyek
- Penjualan
- Pemasaran
- Desain grafis
- Manajemen risiko
- Analisis data
- Copywriting
- Public speaking
- Kecerdasan buatan (AI)
- Keahlian medis (misal: CPR)
Technical skill: Pekerjaan yang lebih teknis biasanya membutuhkan keahlian tipe ini.
Contoh technical skill:
- Pemrograman (Java, Python)
- SEO
- Adobe Photoshop
- Adobe Illustrator
- Microsoft Office
- Manajemen database
- Jaringan komputer
- Analisis data menggunakan Excel
- Penggunaan perangkat keras
- Keamanan siber
- Pengembangan web
- Manajemen cloud
- Machine learning
- Penggunaan software statistik (misal: SPSS)
- Pengoperasian mesin industri
Berapa Banyak keahlian yang Harus Dicantumkan?
Sebagai patokan, sebaiknya masukkan antara 5-10 keahlian yang paling relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar. Jangan terlalu banyak hingga membingungkan, tapi juga jangan terlalu sedikit hingga membuat perekrut berpikir kamu kurang kompeten.
Baca juga: Panduan Bikin Resume Ramah ATS Pakai Aruna AI
LANGKAH 7
Hal-Hal Lain yang Bisa Dimasukkan dalam Resume
Contoh poin yang bisa ditambahkan
1. Publikasi: Kalau kamu pernah menulis artikel, jurnal, atau buku, masukkan saja dalam resume. Ini menunjukkan keahlianmu dalam penelitian dan penulisan.
2. Sertifikat: Punya sertifikat TOEFL atau kursus digital marketing? Itu merupakan poin plus berharga dalam dunia kerja.
3. Penghargaan: Baik itu penghargaan akademik maupun non-akademik, jangan ragu untuk mencantumkannya.
4. Hobi: Kedengarannya kurang formal, ya? Memang, tapi hobi dapat memberi gambaran tentang kepribadian dan kebolehanmu. Hobi memasak tentu akan menjadi nilai tambah jika kamu melamar di bidang F&B.
Apa kamu wajib menyertakan bagian tambahan ini?
Kalau kamu merasa resume buatanmu masih memiliki ruang kosong yang banyak, itu berarti kamu lebih baik memanfaatkannya untuk memasukkan berbagai poin tambahan tersebut. Terutama buat kamu yang fresh graduate, menambahkan detail-detail ini bisa membantu perekrut memahami lebih jauh tentang dirimu.
Baca juga: Contoh Lengkap Resume dan Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Membuatnya
LANGKAH 8
Pilih Foto yang Profesional
Apakah perlu memasang foto pada resume?
Sekali lagi, jawabannya sangat bergantung pada negara di mana perusahaan yang kamu lamar berasal. Kalau kamu berencana melamar kerja di Amerika Serikat, lebih baik pikir-pikir dulu sebelum memasang foto di resume lamaran kerja. Di sana, menempelkan foto di resume bisa jadi bumerang yang justru merugikan kamu.
Alasannya? Karena foto resume berpotensi memicu bias dan diskriminasi dalam proses perekrutan. Bentuk diskriminasinya sendiri bisa dalam bentuk apa pun, baik itu ras, gender, penampilan, hingga tampang.
Jadi di Amerika, foto di resume biasanya cuma disarankan untuk pekerjaan yang memang memerlukan penampilan sebagai salah satu kriteria, seperti aktor atau model.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Aturan main di Indonesia lebih fleksibel. Tapi tetap saja, kamu harus memilih foto yang menunjukkan sisi profesionalmu, ya. Jangan memakai foto yang malah lebih cocok buat profil TikTok.
Tips memilih foto
Pakaian rapi: Kenakan setelan jas atau pakaian formal lainnya.
Ekspresi wajah: Tunjukkan ekspresi yang ramah dan profesional, bukan gaya selfie.
Latar belakang: Usahakan latar belakang foto netral dan tidak mengganggu fokus ke wajah kamu.
Produk rekomendasi untuk bikin foto profesional: Headshot
Mau foto yang profesional tanpa harus ke studio foto? Coba deh layanan Headshot dari Rupa.AI. Dengan memakai teknologi kecerdasan buatan milik Rupa.AI, kamu cukup unggah foto selfie-mu, dan lalu biarkan AI-nya bekerja. Setelah selesai, kamu akan mendapatkan lebih dari 50 foto headshot berkualitas studio hanya dalam satu jam. Harganya juga terjangkau, mulai dari Rp. 79.000 saja.
Jadi, kalau kamu mau tampil maksimal di resume, urusan foto juga tak kalah penting. Pilih yang terbaik dan sesuai kebutuhanmu dengan memakai produk Headshot. Untuk detailnya, cek lebih lanjut di sini.
Akhir Kata
Kini, kamu sudah tahu semua yang perlu diketahui tentang cara membuat resume lamaran kerja yang menarik dan efektif. Dengan semua tips dan langkah-langkah yang sudah dibahas, kamu sudah siap untuk membuat resume yang tidak hanya akan dilihat, tapi juga akan diingat oleh perekrut. Semoga saja kamu dipanggil wawancara dan mendapat pekerjaan impianmu, ya.
Baca juga: 8 Tips Penting yang Perlu Kamu Ingat saat Membuat CV Lamaran Kerja